Home » » Panen Raya Hanyalah Judul Berita, Airsugihan Bakal Hadapi Paceklik PARAH

Panen Raya Hanyalah Judul Berita, Airsugihan Bakal Hadapi Paceklik PARAH

Airsugihan – Sumeks Minggu – Memang tidak semua padi di Airsugihan dan Muara Sugihan habis  diserang kresek, ada beberapa wilayah yang tumbuh normal dan sehat. Seperti tanaman padi yang berada di jalur 25 Blok A Kecamatan Airsugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), bulan ini merasakan panen yang baik dibanding yang lainnya. Tapi tahun ini juga, Airsugihan bakal dilanda packelik parah.
Mantan kepala desa jalur 23, Suryanto, mengatakan tahun ini benar-benar awal paceklik di Airsugihan. Hal itu karena hampir rata masyarakat Airsugihan tidak panen. Kalau saja kemarin heboh panen raya, itu hanya judul dalam berita. Faktanya gak ada yang bisa dipanen. Semua padi banyak gabuknya alias tak berisi.
‘’Jalur 23 mungkin lebih bagus dibanding jalur lain. Rata-rata panen meskipun tidak memuaskan, tetapi banyak juga yang tidak panen. Itu sebabnya saya katakan ini awal paceklik yang parah karena modal warga sudah banyak ditumpahkan di sawah pada musim tahun ini. Nah ketika mereka tidak panen, tentu menjadi masalah. Bagaimana mereka mau bayar hutang? Kedua bagaimana mau menggarap lahan lagi untuk tahun depan? Inilah paceklik yang cukup parah,’’ ujar Suryanto.
Tak hanya itu, selain gagal panen, harga beras pun turun dengan kisaran Rp 7.500 dari Rp 9.000. Turun harga beras itu dipicu produksi berasnya banyak yang tidak normal alias patah-patah/hancur ketika digiling. Itu sebabnya dihargai murah.
‘’Harga beras yang tadinya Rp 9.000 kini dibeli murah hingga Rp 7.500. Ini karena berasnya hancur, patah-patah. Tapi masih mending ada yang bisa dipanen daripada tidak sama sekali,’’ lanjut Suryanto.
Sementara Toni warga desa Margatani jalur 25 Blok A, mengatakan padinya tumbuh normal. Pihaknya bisa panen meskipun tidak memuaskan. Hasilnya berbeda jauh dengan tahun lalu. ‘’Alhamdulillah padi saya tumbuh normal, kalau saja diserang kresek, tidak banyak. Masih banyak bagusnya, karena saya menanam lebih awal. Beberapa tanaman milik tetangga juga cukup bagus juga,’’ ujar Toni, warga desa Margatani jalur 25.
Perkiraan Airsugihan panen raya besar-besaran memang terasa sejak awal penggarapan. Hampir semua warga Airsugihan kompak menggarap lahan. Pada awal tanam sekitar sebulan, sejauh mata memandang tampak hijau. Itu sebabnya sejumlah alat pemotong padi modern berhamburan masuk Airsugihan dengan harapan bisa digunakan. Tapi nyatanya kini banyak alat pemotong padi modern nganggur.
Share this article :

0 Komentar: